daftar pengunjung

Rabu, 11 April 2012

Alquran


Alquran

Diantara kemurahan Allah terhadap manusia adalah Dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa kitab dari Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan agar menjadi bukti bagi manusia.

" (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
( An Nisaa' :165).

Perkembangan dan kemajuan berpikir manusia senantiasa disertai wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problematika yang dihadapi kaum setiap rasul, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah Muhammad saw. muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau saat manusia tengah mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan "bangunan" saudara-saudara pendahulunya (para rasul) dengan syariatnya yang universal dan abadi serta dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Alquraanul kariim.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah bagaikan orang yang membangun sebuah rumah. Ia kemudian membaikkan dan memperindah rumah itu, kecuali letak satu bata di sebuah sudutnya. Maka orang-orangpun mengelilingi rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata, "Seandainya bukan karena batu bata ini, tentulah rumah itu sudah sempurna. Maka akulah batu bata itu, dan akulah penutup para nabi." (HR Muttafaqun 'alaihi)

Quran adalah risalah Allah kepada seluruh manusia. Banyak nash yang menunjukkan hal itu, baik di dalam Alquran maupun sunah.

"Katakanlah, "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua...." (Al A'raaf :158).

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."
(Al Furqaan : 1).


"Setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang aku diutus kepada segenap umat manusia." (HR Bukhori Muslim)

Sesudah Muhammad saw. tidak akan ada lagi kerasulan lain.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Al Ahzaab: 40).

Maka tidaklah aneh, bila Alquran dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi.

Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya...." (Asy Syuuraa: 13).

Rasulullah juga telah menantang orang-orang Arab dengan Alquran, padahal Alquran diturunkan dengan bahasa mereka dan merekapun ahli dalam bahasa dan retorikanya. Namun ternyata mereka tidak mampu membuat apapun seperti Alquran, atau membuat sepuluh surat saja, bahkan satu surah pun seperti Alquran. Maka terbuktilah kemukjizatan Alquran dan terbukti pula kerasulan Muhammad.

Allah juga menetapkan untuk menjaga Alquran dan menjaga pula penyampaiannya yang beruntun, sehingga tak ada penyimpangan atau perubahan apapun. Tentang Jibril yang membawa Alquran didasarkan pada firman Allah yang artinya, "Dia dibawa turun oleh ar-Ruh Al-Amin (Jibril)." (Asy Syu'araa : 193).

Dan diantara sifat Alquran dan sifat orang yang diturunkan kepadanya Alquran adalah :

"Sesungguhnya Alquran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib."
( At Takwiir : 19-24).

"Sesungguhnya Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al Waaqi'ah : 77-79).

Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu, karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu. Maha Benar Allah dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz Dzikr (Alquran), dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar akan menjaganya."(Al Hijr: 9).

Risalah Alquran di samping ditujukan kepada manusia, juga ditujukan kepada jin.

"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata, "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya..." (Al Ahqaf : 29-31).

Dengan keistimewaan ini, Alquran memecahkan problematika manusia dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik dengan solusi yang bijaksana, karena ia diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Pada setiap problem itu Alquran meletakkan sentuhannya yang mujarrab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia, dan yang sesuai pula buat setiap zaman. Dengan demikian, Alquran selalu memperoleh kelayakannya di setiap waktu dan tempat, karena Islam adalah agama yang abadi. Alangkah menariknya apa yang dikatakan oleh seorang juru dakwah abad ke 14 ini, " Islam adalah suatu sistem yang lengkap, ia dapat mengatasi segala gejala kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, atau pemerintah dan bangsa. Ia adalah moral dan potensi atau rahmat dan keadilan ia adalah pengetahuan dan undang-undang atau ilmu dan keputusan. Ia adalah materi dan kekayaan, atau pendapatan dan kesejahteraan. Ia adalah jihad dan dakwah atau negara dan ideologi. Begitu pula ia adalah aqidah yang benar dan ibadah yang sah."

Manusia yang kini hati nuraninya tersiksa dan akhlaknya rusak, tidak mempunyai pelindung lagi dari kejatuhannya ke jurang kehinaan selain dari pada Alquran.

"....barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Thaahaa : 123-124).

Kaum muslimin sendirilah yang membangun obor di tengah gelapnya sistem dan prinsip lain. Mereka harus menjauhkan diri dari segala kegemerlapan yang palsu. Mereka harus membimbing manusia yang kebingungan dengan Alquran sehingga terbimbing ke pantai keselamatan. Seperti halnya kaum muslimin dahulu mempunyai negara dengan melalui Alquran, maka tidak boleh tidak pada masa kini pun mereka harus memiliki bangsa dengan Alquran juga.

Sumber: Mabaahits fii 'Uluumil Quraan, Manna' Khaliil al-Qattaan.

(Buku Mabaahits fii 'Uluumil Quraan telah diterjemahkan dengan judul Studi Ilmu-Ilmu Quran oleh Drs. Mudzakkir AS dan diterbitkan oleh PT Pustaka Litera AntarNusa Jl. Arzimar III, blok B no. 7A, telepon (0251) 330505, 370505, Jl. Rukem I-19, Rawamangun, telp. 4722889 Jakarta).

Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar