daftar pengunjung

Minggu, 15 April 2012

Bahaya Kagum Kepada Diri Sendiri


Bahaya Kagum Kepada Diri Sendiri


"Dan pada perang Hunain, ketika kamu kagum(bangga) oleh banyaknya jumlahmu, lantas hal itu tidak memberi manfaat sedikit pun kepadamu."
(At-Taubah: 25)
Ayat ini menjelaskan tentang kekaguman kaum muslimin terhadap jumlah pasukannya saat hendak berangkat ke perang Hunain. Catatan sejarah menyebutkan, jumlah kaum muslimin saat itu mencapai 12 ribu orang. 10.000 adalah mereka yang berangkat bersama Rasulullah saw. untuk menaklukan kota Mekah, sedangkan yang 2.000 adalah mereka yang baru saja menyatakan keislamannya. Sehingga, dengan besarnya jumlah mereka ini, sebagian dari mereka ada yang berkata, "Kita tidak akan dikalahkan, kita pasti menang."
Dalam bahasa Arab kata kagum diterjemahkan dengan i'jab yang juga berarti senang, gembira, menganggap baik, di samping tentu saja kagum. Sedangkan menurut dai atau aktivis i'jab adalah kagum atau membanggakan diri dari segala sesuatu yang timbul darinya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, dengan tidak berbuat melampaui batas terhadap orang lain, baik perkataan atau perbuatan itu bagus maupun buruk, terpuji maupun tercela.

Kekaguman ini memiliki dampak yang berbahaya, baik bagi aktivis maupun bagi amal Islam sendiri.
Bagi aktivis, kagum kepada diri sendiri itu memiliki bahaya, di antaranya:
1.      Menjadikannya terpedaya, bahkan takabbur.
Hal ini disebabkan kekaguman kepada diri sendiri membuatnya tak mau meneliti kekurangan-kekurangannya, yang selanjutnya akan meremehkan dan merendahkan apa saja yang datang dari orang lain. Dan inilah yang dinamakan dengan takabuur, yaitu meremehkan orang lain. Padahal, takabbur ini sendiri juga merupakan salah satu dari dosa besar.
2.      Terhalang dari petunjuk Allah.
Hal ini karena orang yang kagum kepada diri sendiri menyandarkan segala sesuatu kepada kemampuan dirinya semata-mata dengan melupakan atau pura-pura lupa kepada Khalik, Pencipta, Pengatur Urusan, Pemberi Nikmat lahir maupun batin yaitu, Allah SWT..Orang seperti ini akan menjadi hina dengan sendirinya, dan tidak memperoleh taufik dalam semua hal yang ia kerjakan dan yang ia tinggalkan.
3.      Hancur berantakan ketika menghadapi ujian dan kesulitan.
Hal ini disebabkan orang yang kagum kepada diri sendiri tidak pernah menyucikan dirinya dan tidak mempersiapkan bekal untuk perjalanan hidupnya. Orang seperti ini akan hancur, lemah lunglai ketika pertama kali menghadapi kesulitan atau cobaan. Sebab, dia tidak mengenal Allah ketika halangan, sehingga Allah tidak mengenalnya ketika ia menghadapi kesulitan. Maha benar Allah yang berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang takwa dan orang-orang yang berbuat ihsan (berbuat kebajikan dengan merasa selalu diawasi Allah)." (An-Nahl: 128)
4.      Ditinggalkan dan dibenci orang lain.
Hal ini disebabkan orang yang kagum dengan dirinya sendiri berarti dengan perbuatannya itu ia menjadikan dirinya dibenci Allah dan barang siapa yang dibenci Allah, maka Allah akan menjadikan penduduk langit benci kepadanya. Dan selanjutnya kebencian itu digelar kepada penduduk bumi, sehingga Anda lihat orang-orang meninggalkannya, berlari darinya, membencinya, tidak mau melihatnya, dan tidak mau mendengar suaranya.

Adapun akibat kagum kepada diri sendiri terhadap amal Islami di antaranya adalah:pertama, mudah rusak, tidak dapat menghasilkan buah melainkan sesudah menghabiskan tenaga yang banyak dan memakan waktu yang panjang. Kedua, terhaentinya amal Islami, atau setidak-tidaknya sulit mendapatkan dukungan, karena orang-orang lari dan benci kepada para aktivisnya yang kagum kepada diri sendiri.
Itulah beberapa bahaya dari kagum kepada diri sendiri. Karena itu marilah kita mewaspadainya.

Edisi:  Jum’at (12 Juni 2008)

0 komentar:

Posting Komentar