daftar pengunjung

Rabu, 11 April 2012

Keutamaan Sepuluh Zulhijah


Keutamaan Sepuluh Zulhijah

"Demi fajar, dan malam yang sepuluh."
(Al-Fajr: 1--2).

Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan malam yang sepuluh adalah sepuluh Zulhijah. Hal itu sama dengan yang dikatakan Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan banyak salaf dan khalaf.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Tidak ada sebuah hari yang Allah lebih banyak memerdekakan budak laki-laki dan perempuan dari api neraka, kecuali hari Arafah. (HR Muslim).

Dalam sebuah riwayat dikatakan, "Tidak ada hari-hari beramal saleh yang di dalamnya lebih disukai Allah daripada 10 Zulhijah." Mereka bertanya, "Tidak juga jihad fi sabilillah?" Rasulullah saw. menjawab, "Tidak pula jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali darinya dengan sesuatu." (HR Ahmad).

Karena itu, marilah kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Marilah kita berlomba-lomba beramal kebaikan, meraih ampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Allah SWT berfirman, "Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." (Al-Baqarah: 148).

Marilah pula bersegera dan buanglah rasa malas dan berlambat-lambat. Rasulullah saw. bersabda, "Pertimbangan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amal akhirat." ( HR Abu Daud dan Al-Hakim).

Ketahuilah, pintu kebaikan itu terhampar luas, karena itu janganlah sekali-kali kita kehilangan momennya. Orang yang berakal tentunya akan menyungguhkan diri guna meraih keuntungan besar. Bila dalam urusan dunia saja seseorang rela berusaha keras pada siang hari dan tidak tidur pada malam hari, tentu untuk urusan akhirat lebih dari itu.

Di antara pintu kebaikan itu adalah salat berjamaah. Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk." (Al-Baqarah: 44). Yang dimaksud di sini adalah salat berjamaah. Dalam hadis lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Barang siapa yang mendengar azan, kemudian ia tidak memenuhinya, maka tidak ada salat baginya kecuali karena uzur." (HR Ibnu Majah). Di antara yang termasuk uzur adalah takut, sakit, atau hujan.

Di samping salat berjamaah, seorang muslim yang benar juga akan memperbanyak dirinya dengan salat sunah pada hari itu. Rasulullah saw. bersabda, "Salat itu adalah sebaik-baik urusan, barang siapa yang dapat memperbanyak, hendaklah ia memperbanyak." (HR Tabrani). Dalam hadis yang lain Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah Bani Adam itu beramal sesuatu yang lebih baik daripada salat, memperbaiki hubungan di antara sesama dan akhlak yang baik." (Shahihul Jaami': 3518). Inilah tiga pintu dari amal saleh: salat sunah, memperbaiki hubungan di antara sesama, dan akhlak yang baik. Tidaklah Bani Adam mengerjakan sesuatu yang lebih baik darinya.

Bagi mereka yang masih melalaikan salat wajibnya, merusak hubungan di antara sesama, dan berakhlak buruk, hendaklah segera bertobat. Seseorang telah disebutkan di hadapan Rasulullah saw., mereka juga menyebutkan salat dan puasanya sementara ia juga menyakiti tetangganya, lalu Rasulullah saw. bersabda, "Ia dari ahli neraka." (Musnad Ahmad).

Termasuk pula dari pintu kebaikan adalah membaca Alquran. Rasululah saw. bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya." (HR Bukhari).

"Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dengan sepuluh kelipatannya. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Tetapi, alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf." (HR Tirmizi). Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang senang untuk dicintai Allah dan Rasul-Nya, hendaklah ia membaca Alquran."


Termasuk pula dari pintu kebaikan adalah sedekah. Rasulullah saw. bersabda, "Seorang malaikat berseru di langit dan berkata, "Ya Allah, jadikalan harta orang yang berinfak ganti dan jadikanlah harta orang yang menahan (tidak berinfak) kerugian." (HR Tabrani).

"Berinfaklah wahai Bilal, dan jangan takut miskin (berkurang) dari pemilik Arsy."

"Berinfaklah dan jangan kamu menghitung, maka Allah akan menghitungnya; janganlah kamu memperhatikan, maka Allah akan memperhatikannya; dan janganlah kamu kikir, maka Allah akan mengikirkannya." (HR Bukhari: 2402 dan Muslim: 1709, tanpa lafaz janganlah kamu kikir, maka Allah akan mengikirkannya ).

Salah satu dari tujuh orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya adalah sabda Rasulullah saw., "Dan, seseorang yang bersedekah dengan sebuah sedekah, kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya." (HR Bukhari). Rasulullah saw. juga bersabda, "Sedekah yang tak terlihat dapat memadamkan kemurkaan Rab." Termasuk sedakah yang utama adalah memberi air minum. Rasulullah saw. bersabda, "Sedekah yang paling utama adalah memberikan air." (HR Ahmad).

Orang yang lurus adalah orang yang menempatkan dirinya pada rida Allah dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya. Sebagian ahli ilmu berkata, "Hikmah adalah perbuatan yang seharusnya, di sisi yang seharusnya, pada waktu yang seharusnya." Dan, barang siapa yang diberi hikmah, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak. Wallahu a'lam.
 
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar