Kisah: Kisah Nyata dari Jordan
KotaSantri.com : Sepasang
wanita muda sedang duduk duduk pada sebuah bar di hotel berbintang lima, dengan
pemandangan “Laut Mati” (Dead Sea), sekitar 40 km dari kota Amman Ibu kota
Jordan, hotel itu terletak sangat dekat dengan perbatasan Israel, mereka sedang
menikmati “Tequilla”, itulah salah satu jenis minuman keras yang paling umum
disana.
Ketika dalam perjalanan
pulang, keduanya menyaksikan seorang wanita yang tergeletak di tengah jalan,
keadaannya sangat mengerikan, wanita itu sangat dikenal oleh keduanya, seorang
PSK yang selalu mabuk dari hasil kerjaannya, wanita itu tergeletak di tengah
jalan dalam keadaan tak bernyawa, perutnya yang buncit dan menonjol menunjukkan
bahwa ia sedang hamil tua telah pecah, sedangkan dilehernya masih tergantung
termos besi yang berisi arak.
Wanita itu tewas disebabkan
menyeberang dalam keadaan mabuk. Tubuhnya yang kurus dengan perut yang buncit
itu dihantam sebuah truk peti kemas hingga terlempar. Belum cukup hantaman truk
besar itu melandanya, tubuh wanita itu bagaikan panah lepas dari busurnya
menghantam tebing karang disamping jalan. Lalu tubuh penuh dosa itu terhempas
di kerikil tajam di teras jalan. Tulang kepalanya remuk, sebagian kulit kepala
dan rambutnya masih menempel di tebing karang. Paha kanannya sudah terpisah
dari tubuhnya. Perutnya robek serta kepala bayi kecil tersembul dari perut
ibunya yang bermandikan darah dan arak yang berasal dari termos yang penyok
sekalian meremukkan tulang rusuknya, bayi itu masih tampak bergerak-gerak,
terkejang-kejang, lalu diam untuk selamanya. Pemandangan menyeramkan itu
membuat kedua wanita itu pucat pasi dan jatuh pingsan.
Keesokan harinya kedua
wanita itu saling bertemu di sebuah Mall di Pusat kota Amman, akan tetapi yang
satu sudah jauh berubah, ia telah mengenakan jilbab lengkap, wajahnya sudah
memancarkan cahaya tobat, dan kelopak matanya membengkak karena banyak
menangis. Wanita kedua tampak kaget, “Hei…apa aku tak salah lihat???” serunya
dengan pandangan keheranan.
Wanita pertama hanya
menunduk dan berkata lirih, “Aku telah kembali pada bimbingan Tuhanku, aku
takut dan malu padaNya, aku jijik terhadap diriku, aku rindu pada keindahan,
aku rindu pada kesucian, aku rindu pada kemuliaan, hanya Tuhanku yang mau
mema’afkanku, hanya Tuhanku yang dapat memuliakanku, hanya Tuhanku yang dapat
menyucikanku…” Belum selesai ia berbicara wanita kedua sudah berlalu dari
hadapannya.
Tiga bulan berlalu tanpa
terasa, kedua wanita itu sudah tak pernah berhubungan lagi, wanita pertama
sedang asyik menikmati cahaya ayat-ayat Allah, ia duduk di kursi kayu di
beranda rumahnya, melewatkan sore harinya bersama Al-Qur’an, yang dahulu sore
harinya ia habiskan bersama Tequilla. Tiba tiba Ponselnya berbunyi seakan
hendak memutus kenikmatannya, tetapi ia enggan memutus ngajinya, ia biarkan
selular itu berbunyi, berhenti dan berbunyi lagi, lalu berhenti dan berbunyi
lagi, akhirnya dengan sangat berat ia menghentikan bacaan Al-Qur’annya dan
menjawab telepon, ternyata si penelepon adalah temannya yang sudah tiga bulan
tak pernah mau berhubungan dengannya.
Temannya berkata lirih,
“Bagaimana sih caranya bertobat..?” Dengan gembira wanita shalihah itu
menjelaskan cara cara shalat, membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah Indah
lainnya. Tetapi temannya terdiam dan berkata dengan berat, “Sholat..?, pake
jilbab..?, aduh malas ah, aku berat melakukannya. Tapi…., aku butuh
ketenangan.” Wanita shalihah itu berusaha meyakinkan bahwa Ibadah dengan
diawali tobat adalah ketenangan yang sangat indah. Namun temannya memang kepala
batu, seraya berkata, “ngga deh.., aku belum mau jadi biarawati..!”, seraya
memutus hubungan teleponnya.
Tiga hari kemudian wanita
shalihah itu mendapat kabar bahwa temannya telah menemui ajalnya. Lalu ia
bergegas untuk melayat ke rumah temannya dan ternyata jenazah telah menuju
pusara untuk dimakamkan. Sesampainya ia dirumah temannya ia bertemu ibu dari
temannya tersebut yang juga terlambat, karena datang dari luar kota . Ibu itu tergopoh-gopoh menuju pusara
anak perempuannya didampingi si wanita shalihah. Ketika tiba ternyata
penguburan telah selesai. Si ibu berteriak menjerit-jerit, ia menjambak rambut
dan merobek bajunya memaksa untuk melihat jenazah anaknya terakhir kali. Penguburan dan talqin sudah usai, namun permintaan ibu membuat para
hadirin menjadi bingung. Mereka berusaha menyabarkan Sang ibu, namun ibu itu
terus memaksa dengan terus merobeki bajunya. Akhirnya permintaannya pun dengan
berat diterima, kuburan itu di gali lagi atas permintaan keluarganya.
Penggalipun
dengan cepat menggali pusara itu. Namun ketika sampai pada kayu penutup mayat,
ternyata kayu kayu itu sudah hancur. Mereka menyingkirkan kayu kayu itu dengan
penasaran… semua wajah melongokkan pandangannya ke liang kubur. Lalu kayu-kayu
hancur itu pun disingkirkan dengan hati-hati, maka terlihatlah pemandangan yang
sangat mengerikan. Kain kafan penutup mayat itu sudah hancur berserakan, mayat
wanita itu hangus terbakar, rambutnya kaku bagaikan jeruji besi, hampir mirip
sapu ijuk, kedua bola matanya berada dipipinya dalam keadaan kuncup bagaikan
buah kering yang terbakar. Dan lidahnya terjulur keluar serta dari mulut, mata
dan telinganya mengalirkan asap yang berbau daging hangus….
Semua
sosok yang menyaksikan pemandangan itu terlonjak mundur. Ibu dan wanita
shalihah itu sudah sedari tadi jatuh pingsan. Dan para penggali kubur yang
sudah melompat keluar liang itu dengan tanpa pikir panjang menimbun liang itu
dengan cepat dan lari meninggalkan pusara.
Wanita shalihah itu semakin
giat beribadah. Ibu wanita malang
tadi sudah menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Dan kubur itu menjadi kuburan
terakhir yang dimakamkan di pemakaman itu, karena tak ada lagi orang yang mau
menguburkan keluarganya di makam itu.
Firman
Allah : “DAN
PERUMPAMAAN PERUMPAMAAN ITU KAMI PERLIHATKAN PADA MANUSIA AGAR MEREKA MAU
BERFIKIR” (QS Al Hasyr-21). (sari)
0 komentar:
Posting Komentar