Menerima
Secara Total Kesatuan Ajaran Islam
Kaum Muslimin Rahimakumulah!
Kehidupan itu adalah satu
kesatuan yang tak dapat terpisahkan. Masing-masing aspek tidak dapat
dipilah-pilah. Kehidupan tak mungkin akan harmonis apabila Islam hanya
mendominasi sebagian saja dari keseluruhan aspek kehidupan itu. Misalnya, Islam
hanya mengurusi masjid saja. Sementara, segala aspek kehidupan yang lainnya
diserahkan kepada mazhab-mazhab buatan manusia, pemikiran-pemikiran manusia,
dan filsafat-filsafat sekular untuk mengatur dan mengurusinya.
Betapa naif jika hanya
masjid saja untuk Islam, sedangkan sekolah, universitas, kehakiman, siaran
radio dan televisi, surat kabar, teater, bioskop, pasar, jalan raya, dan
lain-lain diserahkan urusannya untuk sekularisme. Tak mungkin manusia akan
harmonis pula, apabila urusan aspek spiritual diserahkan secara khusus kepada
pihak tertentu, seperti agama misalnya, sementara aspek material dan
intelektual diserahkan pengurusannya secara khusus kepada pihak lain, seperti
negara atau sekularisme misalnya.
Terhadap Bani Israel, Allah
sangat keras mengingkari perbuatannya, yaitu karena mereka hanya menerima
sebaian dan menolak yang lainnya. Allah SWT berfirman yang artinya, "Apakah kamu
beriman kepada sebagian al-kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, sedang pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa
yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat." (Al-Baqarah: 85).
Ketika sebagian orang-orang
Yahudi mau masuk Islam dengan syarat mereka tetap memelihara sebagian syariat
Yahudi berlibur pada hari Sabtu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menolak mereka, kecuali apabila mereka mau masuk dalam syariat Islam secara
total. Dalam konteks ini turunlah firman Allah yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turuti angkah-langkah
setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah:
208). Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir berkata, "Allah berfirman
memerintahkan para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan para
Rasul-Nya agar memegang erat semua ikatan Islam dan syariatnya, mengamalkan
semua perintahnya, dan meninggalkan semua larangannya secara optimal.
Kaum muslimin
rahimakumullah!
Prinsip tersebut di atas
sangat penting di dalam Islam. Kita, umat Islam, wajib mengikuti prinsip
tersebut dan tidak bisa menolaknya. Apabila mengingkari prinsip ini berarti
kita termasuk seperti golongan Yahudi.
Sebenarnya, seluruh ajaran
Islam dan hukum-hukumnya mengenai akidah, syariah, akhlak, ibadah, dan muamalah
tidak akan ada hasilnya, kecuali apabila diambil secara integral. Sebab, yang
satu melengkapi yang lainnya. Ajaran dan hukum-hukum Islam itu bisa diibaratkan
bagaikan sebuah "resep dokter" yang utuh dan terdiri dari racikan
yang integral, obat yang beragam, pantangan dari beberapa hal, dan aktif untuk
terus berlatih. Agar resep tersebut bisa mencapai sasarannya, maka harus
dijalankan secara keseluruhan sesuai dengan aturan. Sebab, jika sebagian
ditinggalkan, akan mempengaruhi hasil secara total.
Ketika berhadapan dengan
orang-orang kafir yang akan berupaya memalingkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam dari sebagian hukum Islam, Allah mengingatkan kepadanya.
"Putuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu." (Al-Maidah: 49).
Dari beberapa firman Allah
yang telah diturunkan itu, kita dapat merasakan di negeri kita sekarang ini,
betapa pelaksanaan hukum Islam masih jauh dari yang diharapkan oleh Alquran.
Padahal, untuk menegakkan syariat Islam secara total adalah kewajiban bagi kita
kaum muslimin.
Akhirnya, untuk menuju apa
yang kita cita-citakan, yaitu kejayaan Islam yang akan dapat kita rasakan
sebagaimana pernah jayanya Islam pada masa-masa terdahulu, maka marilah kita
mulai dari diri kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Mari kita sedikit demi sedikit menjalankan syariat Islam dalam rangka
beribadah kepada Allah semata.
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam
Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar