daftar pengunjung

Rabu, 11 April 2012

Meninggalkan Zina, Allah Menggantinya dengan Kerajaan dan Wanita yang Halal


Meninggalkan Zina, Allah Menggantinya dengan Kerajaan dan Wanita yang Halal

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, 'Marilah ke sini'. Yusuf Berkata, 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik'. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."
(Yusuf: 23--24).
Allah menyebutkan kisah Yusuf bin Ya'kub a.s. dalam satu surat lengkap. Di dalamnya terdapat banyak pelajaran dan manfaat yang lebih dari 1000 buah. Nabi yang mulia ini diuji Allah dengan ujian yang sangat berat, tetapi beliau bersabar. Demikian itulah keadaan orang-orang yang saleh. Akrinya, mihnah (ujian) itu berubah menjadi mihnah rabbaniyah (anugerah Tuhan).

Ibu Yusuf a.s. bernama Rahil. Ia memiliki sebelas saudara. Ayahnya sangat mencintai Yusuf a.s. Hal itulah yang kemudian mengakibatkan kedengkian saudara-saudaranya yang lain. Sebab, mereka adalah satu kelompok, satu jamaah. Namun, sang ayah begitu cintanya kepada Yusuf dan saudaranya, Bunyamin. Apa yang terjadi selanjutnya? Mereka meminta kepada sang ayah agar Yusuf diperbolehkan pergi bersama mereka. Mereka pura-pura memperlihatkan keinginan agar Yusuf menggembala bersama mereka, padahal mereka menyembunyikan sesuatu daripadanya, dan hanya Allah Yang Maha Tahu. Mereka pun mengajak Yusuf, lalu mereka melemparkannya ke dalam sumur tua. Kemudian datanglah rombongan musafir, lalu mereka menurunkan timba ke dalam sumur dan Yusuf, kemudian menggayut padanya. Yusuf lalu dijual kepada seorang raja di Mesir. Ia dibeli hanya dengan beberapa dirham. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?

Allah berfirman, "Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, 'Marilah ke sini'. Yusuf Berkata, 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik'. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Yusuf: 23--24).
Allah menyebutkan godaan istri raja tersebut kepada Yusuf a.s. serta permintaannya kepada Yusuf suatu yang tidak pantas dengan posisi dan kedudukannya. Yakni wanita itu berada di puncak kecantikan, kejelitaan, kedudukan, dan masih amat muda. Lalu ia menutup pintu untuk hanya berdua. Ia telah siap untuk menyerahkan dirinya dengan mengenakan pakaian kebesaran yang sangat indah. Padahal, ia adalah istri seorang raja. Sedangkan Yusuf a.s. kala itu adalah seorang pemuda yang tampan dan elok, sedang berada di masa pubertas, masih perjaka, dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Ia jauh dari keluarga dan kampung halamannya. Sedangkan orang yang tinggal di tengah-tengah keluarga dan sahabatnya tentu akan malu jika diketahui perbuatan kejinya, sehingga akan jatuhlah kehormatannya dalam pandangan mereka. Tetapi, jika ia berada di negeri asing, maka kendala itu sirna. Apalagi ia dalam posisi diminta, maka menjadi sirnalah kendala lelaki yang biasanya menawarkan diri, hilang pula rasa takutnya untuk tidak bersambut. Dan wanita itu berada dalam kekuasaan dan rumah pribadinya, sehingga ia tahu persis kapan waktu yang tepat, dan di tempat mana sehingga tidak ada yang bisa melihat.

Namun, betapapun kesempatan ada, Yusuf a.s. justru menjaga diri dari yang diharamkan, Allah menjaganya dari perbuatan keji, karena dia adalah keturunan para nabi. Allah menjaganya dari tipu daya para wanita. Allah pun menggantinya dengan kekuasaan di muka bumi, di mana saja yang ia kehendaki, Allah memberinya kerajaan. Lalu, datang kepadanya wanita yang sebelumnya dengan merendahkan diri, meminta, dan mengiba agar dinikahinya secara halal. Maka, Yusuf menikahinya. Ketika malam pertama, Yusuf berkata kepadanya, "Ini sungguh lebih baik daripada yang dulu kamu inginkan."

Wahai umat Islam, renungkanlah! Betapa setelah ia meninggalkan yang haram, Allah lalu menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya. Karena itu, Yusuf a.s. adalah penghulu dari tujuh (golongan) para penghulu yang bertakwa dan amat mulia. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam sahihain, dari penutup para nabi, saw., dari Tuhan segenap langit dan bumi, "Ada tujuh golongan yang mendapat naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan-Nya; penguasa yang adil, laki-laki yang mengingat Allah secara menyendiri hingga air matanya mengalir, laki-laki yang hatinya tertambat dengan masjid saat ia keluar daripadanya dan sampai ia kembali lagi, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, laki-laki yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya, pemuda yang tumbuh (dengan senantiasa) beribadah kepada Allah, dan laki-laki yang diajak oleh wanita dan jelita, tetapi ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah'."

Sumber: Kisah-Kisah Nyata tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabiin, Orang Dulu dan Sekarang, Syekh Ibrahim bin Abdullah

0 komentar:

Posting Komentar