PERAN DAN FUNGSI
IMAM MASJID
Dalam dunia
apapun, ketika yang terlibat lebih dari satu apalagi banyak orang, diperlukan
adanya pemimpin yang memberikan arahan dan bimbingan. Masjid yang berfungsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan umat tentu saja amat memerlukan adanya
pemimpin atau imam. Pada masa Rasulullah Saw, beliau berfungsi sebagai imam,
baik dalam memfungsikan masjid secara utuh maupun imam dalam shalat berjamaah.
Dalam perkembangan masyarakat kita sekarang, terdapat dua imam, yakni imam dalam
kepengurusan masjid dan imam dalam shalat berjamaah. Idealnya memang menyatu,
tapi keterbatasan yang sedemikian besar membuat diperlukannya kepemimpinan
kolektif, termasuk di dalam masjid. Dalam konteks inilah, kita hendak mengulas
peran dan fungsi imam masjid..
Salah satu
fungsi utama masjid adalah sebagai tempat melaksanakan peribadatan, khususnya
shalat berjamaah yang lima waktu. Secara harfiyah, imam artinya pemimpin atau
orang yang diikuti. Dalam konteks shalat, imam adalah orang yang dipercaya
untuk memimpin shalat bersama dan berdiri pada posisi terdepan serta gerak
gerik dan bacaannya diikuti oleh orang-orang atau jamaah di belakangnya yang
menjadi ma’mum (Ensiklopedi Islam, 2:205). Dalam konteks kemasjidan imam masjid
adalah guru atau pembimbing spiritual bagi perkembangan masjid dan jamaahnya.
Imam masjid bertanggung jawab terhadap upaya menghidupkan ruh Islam pada masjid
dan jamaahnya. Karena itu, kedudukan imam dalam struktur masjid semestinya
sejajar dengan ketua umum pengurus masjid, sehingga hubungan ketua masjid
dengan imam masjid setidak-tidaknya hubungan kordinatif yang saling bekerjasama
dalam memberi arah terhadap perkembangan masjid.
PERAN
DAN FUNGSI IMAM
Peran dan fungsi
yang bisa dan harus dijalankan imam masjid sangat penting dan strategis. Karena
itu, imam masjid bukanlah sekedar berfungsi sebagai pemimpin dalam shalat
berjamaah, sebagai imam shalat merupakan salah satu fungsinya. Ada beberapa
peran dan fungsi imam masjid yang harus diwujudkan.
PEMERSATU UMAT ISLAM
Sebagai imam
masjid, Rasulullah Saw amat memperhatikan persatuan dan kesatuan dikalangan
para sahabatnya. Bila sahabat berbeda pendapat, Rasulullah menengahi perbedaan
itu dan kalau sahabat memiliki gagasan dan pendapat yang baru selama tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, maka Rasulullah Saw amat senang
dengan pendapat dan gagasan itu, kesemua itu adalah dengan maksud terwujudnya
persatuan dikalangan para sahabat yang sebaik mungkin.
Karena itu imam
pada masa sekarangpun harus berperan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
umat Islam, baik dikalangan intern jamaah yang dipimpinnya di masjid tersebut
maupun dalam hubungannya dengan pengurus dan jamaah masjid lain. Ini berarti
imam masjid harus mampu bersikap netral dalam menyikapi pertententangan atau
perbedaan pendapat dikalangan jamaah atau antara suatu masjid dengan masjid
lainnya. Meskipun demikian, netral bukan berarti tidak punya sikap dan
pendirian, sikap dan pendiriannya adalah pada kebenaran itu sendiri, namun
meskipun suatu kelompok di dalam masjid memiliki pendapat yang benar, imam
masjid bukan harus bersikap mempertentangkan yang tidak benar, apalagi
membelanya, tapi berusaha secara baik-baik mengajak mereka pada kebenaran, hal
ini karena da’wah pada hakikatnya adalah mengajak, bukan menghakimi.
MENGHIDUPKAN
SEMANGAT MUSYAWARAH
Masjid adalah
tempat untuk bermusyawarah, musyawarah antar pengurus dengan pengurus dan
pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama jamaah. Imam masjid selalu
berusaha mendudukkan persoalan melalui musyawarah sehingga dengan musyawarah
itu, hal-hal yang belum jelas menjadi jelas dan hal-hal yang dipertentangkan
bisa dicarikan titik temunya. Rasulullah Saw biasa menggunakan masjid untuk
bermusyawarah, bahkan strategi perang dimusyawarahkan di masjid. Ketika sahabat
baru saja pulang dari daerah Bani Quraidah, mereka melaporkan tentang perbedaan
pendapat tentang shalat ashar, satu kelompok melakukan di tengah perjalanan,
sedang satu kelompok lagi melakukan sesampainya di daerah itu sesuai dengan
pesan Rasul, maka Rasulullah membenarkan keduanya.
MEMBENTENGI AQIDAH UMAT
Dalam kehidupan
sekarang yang begitu rendah nilai moralitas masyarakat kita, amat diperlukan
benteng aqidah yang kuat, sebab kerusakan moral pada hakikatnya karena
kerusakan aqidah. Benteng aqidah ini menjadi lebih penting lagi karena sekarang
ini berkembang pula pemahaman aqidah yang menyesatkan. Imam masjid semestinya
berperan membentengi aqidah yang kuat bagi jamaahnya. Untuk itu, diperlukan
pembinaan yang intensif dari imam masjid kepada jamaahnya. Rasulullah Saw
memberikan perhatian yang begitu besar dalam masalah ini, sehingga di masjid
Nabawi, disediakan juga shuffah atau
semacam asrama, para sahabat tinggal di situ dan mendapatkan pembinaan aqidah
Islamiyah sehingga mereka menjadi profil generasi yang shaleh. Aqidah umat yang
kokoh akan membuat mereka tidak didominasi oleh rasa takut dalam membuktikan
kekuatan aqidah, bahkan mereka tidak akan berduka cita atau tidak menyesal
sebagai mu’min yang sejati bila resiko yang tidak menyenangkan harus dialami
dan dirasakannya, Allah Swt berfirman: Sesungguhnya,
orang yang mengatakan:
“Tuhanku Allah” kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada rasa takut dan tidak
pula mereka berduka cita (QS
46:13)
MENJADI USWAH BAGI JAMAAH
Dalam
pelaksanaan ajaran Islam sehari-hari, umat Islam amat menuntut adanya
figur-figur teladan sehingga kaum muslimin memahami bagaimana pelaksanaan
ajaran Islam yang baik. Bagaimana shalat yang baik, berinfaq, bermasyarakat,
dan sebagainya, idealnya ada yang mencontohkan sehingga umat Islam mudah
menirunya. Imam masjid sangat penting untuk bisa menjadi teladan dalam
pelaksanaan ajaran Islam. Rasulullah Saw menyatakan bahwa mu’min itu adalah
cermin bagi mu’min yang lainnya. Itu berarti seorang mu’min harus bisa menjadi
teladan bagi orang lain, apalagi bagi imam masjid yang memang harus bisa
diteladani oleh jamaah dalam berbagai sisi kehidupan pribadi, keluarga dan
kemasyarakatan. Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw menjadi teladan bagi
jamaahnya, Allah berfirman: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS 33:21).
MENJADI RUJUKAN DALAM MASALAH KEISLAMAN
Sebagaimana kita
ketahui, masih amat banyak umat Islam yang begitu awam terhadap ajaran Islam.
Keawaman umat terhadap Islam diperparah lagi dengan adanya perbedaan cara
pandang dalam memahami ajaran Islam sehingga sebagian umat Islam masih bingung
terhadap ketentuan-ketentuan Islam. Kebingungan umat itu sebenarnya bisa
diatasi manakala imam masjid bisa menjadi rujukan atau tempat bertanya yang
mampu memberikan.jawaban yang luas tapi mudah dipahami, termasuk dalam bersikap
dan bertindak dalam masalah-masalah yang sifatnya pribadi agar tidak menyimpang
atau bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai imam
masjid, Rasulullah Saw sering mendapat pertanyaan dari para sahabat dan beliau
memberikan jawaban sesuai dengan petunjuk Allah Swt. Ini berarti, imam masjid
pada masa sekarang harus dapat menjadi rujukan dalam masalah-masalah kehidupan
jamaah yang ditinjau dari sisi keislaman.
MEMBANGUN SOLIDITAS JAMAAH
Mewujudkan masjid
yang ma’mur, mencapai umat yang maju dan menggapai kejayaan Islam dan umatnya
merupakan sesuatu yang tidak bisa dicapai secara individual, begitu juga dalam
upaya menghadapi tantangan umat yang terasa kian besar, diperlukan kerjasama
yang solid antar sesama jamaah masjid. Oleh karena itu, sebagai imam masjid,
Rasulullah Saw membangun soliditas para sahabat yang merupakan jamaah masjid
untuk bahu membahu dalam perjuangan menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam
dengan segala hambatan dan tantangan yang dihadapinya.
Dalam rangka membangun kesolidan jamaah itu, imam masjid bersama para pengurus masjid sebagaimana Rasulullah Saw, menyatukan seluruh potensi jamaah dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mensyiarkan dan menegakkan agama Allah sehingga menjadi suatu kekuatan yang berarti, ini akan membuat Allah cinta kepada mereka, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah cinta kepada orang yang berjuang di jalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur, sekan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4).
Dalam rangka membangun kesolidan jamaah itu, imam masjid bersama para pengurus masjid sebagaimana Rasulullah Saw, menyatukan seluruh potensi jamaah dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mensyiarkan dan menegakkan agama Allah sehingga menjadi suatu kekuatan yang berarti, ini akan membuat Allah cinta kepada mereka, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah cinta kepada orang yang berjuang di jalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur, sekan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4).
Dari uraian di
atas, menjadi jelas bagi kita bahwa, imam masjid mempunyai kedudukan, peran dan
fungsi yang sangat penting, tidak hanya bagi upaya pemakmuran masjid itu
sendiri, tapi juga bagi upaya memajukan, membina dan mengembangkan masyarakat
muslim yang merupakan jamaah masjid.
Hal ini sekaligus menyadarkan kita bahwa, imam pada masjid-masjid kita belum
berfungsi dan berperan secara ideal sebagaimana Rasulullah Saw telah
mencontohkannya kepada kita
Drs. H. Ahmad Yani
0 komentar:
Posting Komentar