CERPEN 1 KARYA : DEVA AZIZ NANDA MARTIN
“TOMCAT”
Di sebuah labolatorium
bioteknologi terjadilah percakapan antara dr.Martin dan Prof.Fajar, mereka adalah teman sejak SMA. Prof.Fajar
memerintahkan dr.martin untuk menyiapkan spesimen mahluk transgenik yang akan
di jadikan proyek baru mereka, profesor ingin membuat sebuah serangga rove yang
bisa di manfaatkan untuk menanggulangi hama yang ada pada pertanian dikarenakan
pertanian sekarang sudah terlalu banyak terkontaminasi dengan bahan-bahan
kimia, dari herbisida, fungisida, insektisida dan pupuk kimia.
Pada proyek sebelumnya profesor
sudah berhasil membuat “tomat cery”, “tebu makan ulat”, “jagung 100hari”, dan
masih banyak lagi proyek pertanian yang gemilang dari dua genius ini. Dan
sekarang profesor atas gagasan dr.martin ingin membuat proyek yang lebih
ekstrim lagi yaitu “tomcat”.
Kondisi lab hari itu masih
seperti biasa, tabung-tabung reaksi
masih berada di rak dengan rapih, spesimen-spesimen juga terpelihara
dengan baik, lampu neon terang, cat tembok serba putih, dan bau bahan-bahan
kimia yang khas menjadi hiasan di sudut-sudut lab.
Dr.martin seperti biasa juga
berangkat lebih pagi dari pada profesor, dia menyiapkan segala sesuatu yang
sudah di minta oleh profesor fajar, termasuk ekstrak tikus untuk proyek baru
mereka, tiba-tiba terdengar suara yang begitu khas di telinga dr.martin
prof.fajar “pagi
doktor, apakah anda siap untuk menjadi ilmuan yang akan mengguncang dunia?”
dr.martin” siap prof, karena aku terlahir untuk siap dengan
keadaan apapun”
prof.fajar”bagaimana dengan ekstrak tikus yang saya pesan
beberapawaktu yang lalu?”
dr.martin”siap, sudah saya siapkan bersama beberapa DNA yang
anda perintahkan”.
Setelah tidak lama berbincang-bincang , mereka berdua
langsung memulai proyek mereka, dimulai dengan pemotongan rantai DNA inang dan
selanjutnya pencampuran ekstrak hormon tikus dalam tabung reaksi yang
selanjutnya di kocok dalam mesin khusus untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Setelah beberapa jam kesibukan,
terjadilah insiden di ruang lab tanpa sengaja DNA virus yang di tanam pada ular
transgenik itu tumpah di meja dan dengan cepat dr.martin mengelap meja itu
dengan lap kusus, tapi dia tidak menyadari
bahwa ada satu tetes yang masuk dalam mesin pengocok DNA tersebut.
Prof.fajar mengangkat tabung reaksi tersebut dari mesin pengocok, dan selanjutnya memindahkan
campuran DNA tersebut pada tabung kusus kedap udara untuk menghindari
kontaminasi, selanjutnya tubuh inang yang di gunakan adalah ratu semut merah
yang besar, di harap akan menghasilkan banyak telur dan akan di dapat pula
hasil yang sangat banyak pada waktu yang relatif singkat.
Ratu semut itu di suntikan DNA
rekombinan itu dan selanjutnya di beri perlakuan kusus, di tempatkan pada suatu
rekayasa tanah dengan penuh makanan untuk semut dan rerumputan, tetapi
berdinding kaca 2x3 meter, di sanalah tempat ratu semut itu akan banyak
bertelur, tinggal menunggu beberapa hari saja untuk menunggu DNA itu berkerja
dengan maksimal.
Hari sudah sangat larut, dan
badan kedua orang setengah baya itu sudah kelihatan sangat capek profesor
memutuskan untuk menyuruh dr.martin untuk pulang kerumah karena istrinya dari
tadi sudah meninggalkan pesan di telepon seluler dr.martin, karena waktu juga
terlalu larut dr.martin tanpa menolak pun langsung pulang kerumah.
profesor masih tinggal di lab karena
disanalah rumah kedua profesor, mungkin dia tidak akan pulang malam ini, karena
ia masih ingin memandangi hasil karyanya, dan seperti seniman lelah tidak akan
di rasakan ketika sebuah karya seni yang indah sudah terbentuk dan tinggal
menuggu hasilnya.
*********************
Pagi ini dr.martin tidak
berangkat ke lab karena pagi-pagi sekali dia dapat pesan dari profesor fajar
bahwa dia bisa istirahat di rumah saja hari ini untuk menemani istrinya dan
anaknya berlibur, karena sudah beberapa hari ini dr.martin dan prof.fajar
lembur sampai larut malam.
Jadi hari ini dr.martin dan
isrinya Wirandari martin berserta anak laki-laki yang bernama Rendi martin yang
baru berusia 10 tahun akan piknik ke puncak, karena kesibukan dr.martin
menyebabkan mereka jarang bertemu dam bersama dengan istri dan anaknya
tersayang.
Setibanya di villa mereka Rendi
langsung bermain-main dengan anak-anak di desa tersebut, sedangkan dr.marin dan
istrinya menikmati peman dangan yang indah di puncak dengan secangkir teh dan
beberapa kue yang di bawa Ny.wirandari martin dari rumah mereka.
Hari sudah sore menjelang
malam dan mereka pun segera berkumpul di
ruang makan untuk makan malam bersama, petama Ny wirandari menyediakan dan
mengambilakan nasi dan sayur kesukaan dr.martin selanjutnya untuk Rendi
anaknya, sangat harmonis kluarga kecil ini.
Ke esokan paginya keluarga
martin pun pulang ke rumah mereka, dan beberapa mater sebelum sampai gerbang
rumah mereka terlihat banyak berkumpul, ada yang membawa kamera dan micofone,
dan ada yang berseragam berbaju coklat muda dan bercelana coklat tua, dan
membawa pistol di pinggang kirinya, dalam benaknya ada apakah gerangan.
Layaknya presiden yang di
sambut oleh wartawan dan masuk rumah dengan pengawalan ketat, dan dengan
seketika aku teringat kata prof.fajar “ apakah anda siap untuk menjadi ilmuan
yang akan mengguncang dunia?”. “apakah ini benar- benar menjadi kenyataan”
dalam benak dr.martin, tapi pikiran itu buyar ketika salah satu polisi tersebut
menyerahakan surat tugas penangkapan dr.martin dikarenakan pelanggaran
pembuatan senjata biologis yang sangat berbahaya dan di sangka sebagai teroris.
Ny.wirandari martin dan anaknya pun Cuma bisa mengangis
dan tak percaya bahwa suaminya melakukan perbuatan keji tersebut, dia hanya bisa berdo’a dan berharap bahwa tuduhan itu tidak benar.
Dr.martin dengan pengawalan yang ketat
di bawa ke kantor pusat untuk ditindak lebih lanjut, Ny. Wirandari dan
anaknya hanya bisa melihat dengan tangis di depan pintu gerbang rumah mereka
bersamaan dengan jepretan wartawan-wartawan yang hadir untuk melepas suami
tercintanya.
*********************
Dr.martin dibawa ke kantor
pusat untuk dimintai keterangan dan diperlihatkan lihatkan bukti-bukti, di
antara bukti-bukti tersebut terdapat foto yang mencengangkan yaitu foto seorang
yang sudah tinggal tengkorak dan beberapa daging yang masih di makan hewan
sejenis semut yang begitu banyak di tempat yang sangat familier bagi dr.martin
yaitu lab biologi prof.fajar, melihat foto tersebut perutnya langsung mual tak
tertahankan, cairan dan makanan dari mulutnya pun kluar tercecer di lantai
kantor pusat tersebut.
Dan setelah dua hari di
investigasi secara berkala dr.matin tidak bersalah, dan tidak terlibat teroris
seperti yang telah dituduhkan pihak
kepolisian, dan sekarang dr.martin di minta pemerintah untuk mencari penangkal
hewan transgenik “tomcat” yang sangat berbahaya itu. Dengan di jemput oleh Ny
wirandari dan Rendi yang haru, mereka langsung berpelukan erat seperti tidak
mau kehilangan salah satu anggota kluarganya yang tersayang.
Setelah beberapa hari melakukan
penelitian yang mendalam, didapat sampel dan karakteristik “tomcat” Karena
seperti sifat semut, jadi hewan ini cepat sekali berkembang biak dan hidup berkoloni
tapi tidak seperti pada umumya hewan ini lebih beracun dan berbahaya, dari
progaram awal memang di harap bisa sebagai hewan pengganti insektisida tapi
tidak di harap bisa sebuas dan sebahaya ini.
Awalnya “tomcat” ini di harap
bisa menjadi pengganti insektisida kimia, karena di disain karnifora yang
beracun jadi serangga ini semi berbahaya, tapi dalam pemrograman DNA terjadi
sebuah kesalahan fatal, ketika profesor menyuruh menyiapkan ekstrak hormon
tikus untuk replikasi DNA, tanpa di ketahui oleh Prof.fajar dan dr.martin ternyata tikus yang ada di lab
mereka sudah terkena bisa ular program
transgenik yang sangat berbahaya.
Karena kesalahan waktu
pemeriksaan di lab biologi beberapa
hewan lolos ke luar lab biologi tersebut, dan dengan cepat berkembang biak
tanpa terkendali. Sekarang kita Cuma bisa berharap kepada dr.martin supaya bisa
menanggulangi “tomcat” supaya tidah mewabah terlalu luas dan cara pemusnahanya.
Hati-hati “tomcat” di
sekitar anda
***to be continued***
0 komentar:
Posting Komentar